Senin, 07 Juni 2010

SEPAKBOLA INDONESIA

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa olahraga sepakbola merupakan salah satu olahraga yang sangat digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dimana setiap propinsi di Indonesia telah memiliki persatuan sepakbolanya masing-masing. Ditambah lagi di Indonesia sudah melakukan kompetisi Liga Indonesia yang rutin dilakukan setiap tahun. Dengan beberapa fakta tersebut, seharusnya dan selayaknya Indonesia bisa menghasilkan kualitas pesepakbola yang diakui di mata internasional. Akan tetapi kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu masalah terbesar yang tidak kunjung selesai dari dulu sampai sekarang adalah kericuhan yang sering terjadi di lapangan pertandingan, kericuhan antar suporter atau bahkan antara pemain dengan wasit yang memimpin pertandingan. Kericuhan biasanya terjadi dalam kondisi dimana tim tuan rumah mengalami kekalahan atau dimana wasit mengambil suatu keputusan yang dianggap merugikan salah satu tim, padahal bisa jadi keputusan wasit itu benar, hanya saja tim yang merasa dirugikan tersebut tidak menyimak lebih seksama keputusan tersebut. Dengan kericuhan seperti ini, pastinya akan menghambat terciptanya iklim kompetisi yang baik untuk meningkatkan kualitas kompetisi itu sendiri.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas daripada pelatih sepakbola di Indonesia. Pelatih merupakan elemen yang penting dalam sebuah tim sepakbola, karena seorang pelatih mengatur jalannya strategi yang akan dilakukan pemainnya pada saat pertandingan. Selain itu seorang pelatih juga harus mampu melihat potensi yang ada dari para pemainnya untuk dapat disesuaikan antara strategi dengan potensi pemain yang ada. Hanya saja yang masih dikhawatirkan adalah belum terujinya kematangan pelatih Indonesia dalam mengambil peranan di klubnya masing-masing. Dapat diketahui bahwa masih dapat dihitung dengan jari pelatih yang telah mendapatkan lisensi kepelatihan dari badan sepakbola internasional. Tentunya hal ini dapat menyebabkan dampak yang kurang baik ke depannya, karena mungkin saja para pelatih yang belum mendapat lisensi tersebut melakukan sistem pelatihan hanya berdasarkan pengalaman saja, bukan berdasarkan standar kepelatihan yang semestinya, sehingga kualitas pemain yang dihasilkan pun tidak memenuhi standar.

Sabtu, 05 Juni 2010

IT Leader

Posisi IT Leader (pimpinan IT) merupakan prosisi strategis yang mempunyai pengaruh penting terhadap perkembangan IT di sebuah perusahaan. Pada penerapannya, tugas dan wewenang seorang pimpinan IT dapat saja berbeda di satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Nama jabatan dan struktur organisasi yang diberikan pun berbeda-beda. Beberapa perusahaan yang menempatkan IT sebagai bagian dari Critical Success Factor di perusahaan tersebut, acap kali menempatkan pimpinan IT pada level CIO (Chief Information Officer). Peran ini memberikan gambaran bahwa seorang pimpinan IT mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang sangat tinggi dalam implementasi IT di perusahaannya. Ia pun dapat memegang posisi strategis yang ikut menentukan strategi IT perusahaan. Di beberapa perusahaan lain, posisi pimpinan IT dapat berupa IT Manager atau Head of Division, mungkin dengan tanggung jawab dan wewenang yang berbeda pula sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.
Pada era E-Business, peran seorang pimpinan IT menjadi semakin penting. Perusahaan yang sudah menerapkan E-Business, sedikit banyak telah menempatkan IT sebagai salah satu proses bisnis penting dalam kegiatan operasionalnya. IT dan situs web tidak hanya sebagai media informasi satu arah dari perusahaan kepada pihak luar, tapi seringkali dapat menjadi wadah interaksi dua arah antara perusahaan, media partner, dan juga target audiens. Lebih lanjut, bukanlah tidak mungkin jika sektor IT menjadi profit-center bagi perusahaan bahkan yang mempunyai core-business di luar sektor IT.

Hak Properti Intelektual

Hak kekayaan materi semakin terbatas akibat dari tekanan sosial dan budaya yang dilaksanakan sesuai dengan norma-norma sosial, dengan tujuan ke arah manfaat etis. Intelektual properti (IP) masih dinyatakan secara pasti
, melalui Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS) Agreement, bagian dari WTO / GATT Uruguay Round Agreements, dengan
cara yang umum. Kontribusi ini berharap pada penggunaan hak kekayaan intelektual, memberikan perbedaan mendasar dengan hak harta benda, menimbulkan kesempatan untuk berlebihan seperti sewa-mencari kesalahan alokasi yang mungkin telah dibuat dan terus dilakukan, sehingga persepsi ketidakadilan fundamental intelektual hak milik seperti yang dilakukan di luar nilai-nilai sosial, yaitu, dalam secara etika tidak bermanfaat .
IP muncul berdasarkan pada pikiran manusia sendiri, berbeda dengan bahan hak milik yang terkait dengan peruntukan umum pada tenaga kerja. Oleh karena itu, struktur perlindungan IP tampak kaku dalam melindungi pemilik, setidaknya untuk jangka waktu yang ditentukan, sehingga mempertahankan insentif dalam membuat. Kekakuan ini, yang selama ini dipahami, mungkin menjadi pendorong untuk investasi lebih dimana tidak banyak digunakan untuk kesejahteraan masyarakat karena kemungkinan penyewaan yang berlebihan yang tidak dapat diterima. Adopsi sistem hak kekayaan intelektual itu mungkin sebagai tanda bahwa intelektual mutlak kepemilikan properti. Sistem sudah dihambat oleh kedua negara liberal dan negara-negara berkembang. Yang mungkin diperlukan adalah pemahaman bahwa apa yang sedang diperjuangkan atas mungkin dapat berupa gejala daripada penyakit. Memang, dirasakan berlebihan mencari sewa peluang dapat menunjukkan pengembalian berlebihan investasi yang pada gilirannya dapat menunjukkan kesalahan alokasi sumber daya menjadi investasi yang kurang berharga . Jika saat ini sistem hak kekayaan intelektual menjadi sebuah gangguan - maka arus utama masyarakat mungkin perlu untuk bertindak, untuk memperbaiki, pada lingkunagn yang adil dan etis.

Komponen dasar Knowledge

Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda mengenai knowledge. Dalam memahami dan menyelesaikan suatu permasalahan, masing-masing orang menyikapinya dengan cara-cara atau pun terminologi yang berbeda pula. Untuk memulainya dapat dilakukan dengan menggambarkan dan membedakan antara simbol, data, informasi dan knowledge.

Simbol merupakan tanda atau karakter baik berupa angka atau tanda baca lain. Simbol-simbol ini apabila disatukan dapat menjadi sebuah data, tetapi data- data ini belum dapat dipahami dengan baik oleh pengguna. Kumpulan dari beberapa data apabila disusun dan saling terkait dapat menjadi sebuah informasi yang dapat dipahami. Kemudian beberapa informasi tersebut apabila digabungkan dengan informasi lain yang saling terkait, dapat dijadikan suatu knowledge yang dapat pula dijadikan suatu sumber untuk kebutuhan strategis bagi perusahaan. Dengan adanya beberapa hal ini, maka sebuah knowledge dapat dibangun dengan baik. Sehingga dengan demikian, knowledge tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan strategis perusahaan.

Seorang manajer knowledge hanya dapat mengembangkan sebuah pendekatan yang terintegrasi jika mereka dapat mengidentifikasikan masing-masing yaitu data, informasi, dan knowledge. Disamping itu mereka juga perlu saling menghubungkan diantara ketiganya. Apabila mengalami kegagalan dalam menghubungkan ketiganya akan berpengaruh kepada kelangsungan proses bisnis yang ada dalam perusahaan. Departemen teknologi informasi sealu bertanggung jawab hanya pada sisi strukturisasi serta pemeliharaan data dan informasi. Staff training bertugas untuk melatih kemampuan serta keahlian masing-masing individu dan departemen penelitian dan pengembangan bertanggung jawab pada inovasi produk. Pemisahan fungsi seperti ini akan berdampak pada buruknya koordinasi diantara masing-masing area.

Dasar Dari Knowledge

Keahlian masing-masing individu dalam perusahaan sangatlah penting dan vital bagi perusahaan yang berbasiskan pada knowledge. Kemampuan untuk mentransformasikan data menjadi sebuah knowledge dan menggunakannya untuk memperoleh keuntungan bagi perusahaan menjadikan karyawan pada perusahaan tersebut sebagai agen utama bagi knowledge perusahaan. Dasar bagi suksesnya kegiatan perusahaan berdasarkan pada kemampuan dalam mengumpulkan beberapa elemen dalam knowledge tersebut.

Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan berdasarkan kepada kemampuan interaksi pada masing-masing fungsi bisnis dan partisipan dalam perusahaan tersebut. Perencanaan serta penerapan dapat mengaitkan atau melibatkan sebagian besar karyawan mulai dari keuangan, manajemen atas, personal trainer, manajemen gedung dan lainnya. Apabila sukses dalam bekerja sama secara produktif, maka perusahaan akan mendapatkan sebuah kompetensi dari sekumpulan elemen-elemen yang saling terkait tersebut.

Sebagian besar knowledge dari perusahaan tersimpan di dalam benak atau pikiran dari karyawan perusahaan tersebut. Pegawai dengan keahlian maupun kemampiuan yang tinggi merupakan berperan besar dalam membangun knowledge. Manajer harus mengingat bahwa karyawan merupakan produsen dan pemilik dari aset non material.

Bagi perusahaan yang intensif pada knowledge secara berhati-hati melalkukan pemeliharaan aset sebagai sebuah kegiatan yang sangat vital. Sebuah tren dimana seorang karyawan bekerja lebih menggunakan akal dan pikiran mereka dibandingkan dengan hanya menggunakan tenaga saja akan terus berlanjut.

Seorang karyawan yang memegang peran kunci yang sangat penting, dimana karyawan tersebut menjadi peran sentral dari sebuah proses bisnis. Akan menjadi dampak yang sangat buruk apabila karyawan tersebut pada suatu saat meninggalkan perusahaan dan tanpa persiapan dan pengganti yang memadai sulit untuk mencari pengganti guna mengisi kekosongan tersebut. Maka dari itu perlunya perusahaan untuk mendokumentasikan knowledge yang ada pada perusahaan tersebut, guna mengantisipasi hal tersebut.

Dalam mengantisipasi hal tersebut perusahaan harus dengan aktif untuk mengumpulkan dan menyusun setiap knowledge yang ada dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing karyawan, yang berfungsi sebagai aset penting bagi perusahaan yang bersifat non materi.

Berbagi Pengetahuan

Ada berbagai macam alasan yang menyebutkan kenapa knowledge penting untuk dapat di-share ke dalam setiap elemen suatu perusahaan. Penyebaran knowledge dapat mempersingkat waktu dalam memasarkan produk baru melalui proses yang dilakukan oleh grup pengembang.

Penyebaran knowledge juga penting bagi masing-masing individu. Hal ini disebabkan untuk memastikan dan mengetahui siapa saja yang memiliki informasi yang pasti. Hal ini akan memberikan damapak yang positif bagi perusahaan, dimana masing-masing individu akan berpandangan bahwa mereka memberikan konrtribusi bagi perusahaan.

Dalam penyebaran knowledge, dibutuhkan pula adanya trust atau unsur kepercayaan dikarenakan sebagai dasar untuk melakukan monitor atau verifikasi terhadap setiap informasi yang ada pada suatu perusahaan. Dan trust memiliki peran yang penting dalam penyebaran knowledge yaitu sebagai sesuatu yang harus pertama kali dimiliki dan sebagai konsekuensi dari knowledge tersebut.
Trust dapat dilakukan diantara orang-orang yang terlibat dalam penyebaran knowledge. Sangat sulit dalam menggambarkan trust tersebut beroperasi diantara grup atau organisasi dikarenakan informasi yang sulit untuk dikontrol kemungkinan akan menimbulkan sebuah pesaing baru di masa yang akan datang.

Trust dapat mempengaruhi penyebaran knowledge secara langsung maupun tidak langsung. Trust dapat dilakukan melalui penyebaran knowledge untuk memberikan dampak peforma dari suatu organisasi. Ketika trust tersebut telah timbul, maka setiap orang dengan sendirinya akan mau terlibat dalam menyebarkan knowledge yang berguna bagi kelangsungan perusahaan.

Sangat penting bagi beberapa grup yang ada di perusahaan untuk dapat saling percaya satu sama lain. Salah satu cara yang dilakukan adalah menyebarkan knowledge secara transparan dan dapat diketahui secara luas oleh masing-masing elemen dalam perusahaan yang terlibat. Komunikasi yang dilakukan secara terbuka dan informasi yang diberikan sudah jelas dapat membuka jalan untuk mewujudkan kepercayaan dalam penyebaran knowledge itu sendiri. Gosip merupakan bentuk dari penyebaran knowledge dan tidak selalu mencerminkan apa yang ingin disampaikan oleh si pembicara, melainkan apa yang ingin didengarkan oleh pendengar. Dalam relasi yang ada pada perusahaan unsur kepercayaan merupakan cara untuk penerimaan knowledge.

Trust dapat dihubungkan langsung pada berbagai macam sikap dan tingkah laku atau pun pada kualitas dari suatu hubungan. Beberapa peneliti menghubungkan trust dengan hasil dari penyebaran knowledge dapat meningkatkan performa dari suatu grup dan meningkatkan pendapatan. Maka hubungan antara trust dengan kualitas dari suatu relasi perusahaan dapat memberikan dampak pada perusahaan yaitu dapat lebih kompetitif dalam menghadapi persaingan.

Apabila seseorang lebih senang untuk beralih ke orang yang lain dibandingkan mendokumentasikan sebuah informasi, maka akan dapat dilihat seberapa besar hubungan antara sebuah relasi dengan penyebaran knowledge. Suatu relasi sangat penting untuk dapat memperoleh informasi, bagaimana cara pengerjaan suatu tugas pekerjaan dan bagaimana penyelesaian dalam memecahkan suatu permasalahan yang kompleks.

Untuk memaksimalkan knowledge, digunakan dalam lingkungan praktis yang berbeda, hal ini disesuaikan dengan kegunaan dari masing-masing sektor. Dalam menggunakan knowledge, diperlukan suatu pembelajaran yang berkelanjutan sehingga proses pembaharuan knowledge dapat berlangsung dengan baik dan penggunaan knowledge tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan sekarang. Untuk dapat memaksimalkannya perlunya struktur knowledge yang didukung dengan kompetensi yang ada pada perusahaan tersebut.

Basis Knowledge

Dalam menghadapi tantangan persaingan, sebuah perusahaan harus melakukan usaha untuk menjadikan knowledge sebagai sebuah sumber daya yang perlu dikelola. Knowledge perlu dikelola atas dasar supaya setiap elemen yang terkait di dalam sebuah perusahaan dapat memberikan setiap knowledge untuk disusun secara terstruktur, sehingga diperoleh sebuah basis knowledge bagi perusahaan tersebut.
Pertama kali sebuah perusahaan memperoleh data-data yang berasal dari fakta yang terjadi. Setelah beberapa data terkumpul, kemudian disusun untuk kembali untuk dijadikan sebuah informasi berdasarkan pada data yang ada. Kemudian informasi tersebut dikumpulkan dan dikelompokkan sesuai dengan kategori-kategori yang jenis knowledge-nya sama. Kemudian knowledge yang ada digunakan oleh perusahaan, baik bagi individu-individu maupun tim guna menunjang kinerja dari masing-masing sesuai dengan deskripsi pekerjaan serta sasaran yang ingin dicapai. Knowledge ini kemudian terus dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi bagi perusahaan dengan melakukan pembelajaran dan penyesuaian dengan lingkungan perusahaan untuk memperkaya knowledge yang dijadikan dasar bagi perusahaan.